Latihan fisik untuk panjat tebing.
Pada prinsipnya olah raga
memanjat tebing (rock
climbing), olah raga yang menuntut kekuatan dan ketahanan otot
tubuh. Selain itu,
faktor lain ialah keberanian, ketenangan, kelenturan tubuh, dan teknik
yang benar. Memanjat tebing melibatkan hampir seluruh otot tubuh. Mulai
dari otot jari, otot lengan, otot punggung, otot perut, sampai otot
kaki.
Untuk melatih seluruh otot tubuh
dan mempertinggi daya tahan, diperlukan program latihan yang teratur dan
berkesinambungan. Dengan program ini diharapkan kekuatan (strength) dan daya tahan(endurance) atlet pemanjat (climber) bertambah baik secara bertahap.
Salah satu cara terbaik untuk menambah kekuatan dan
daya tahan yang biasa dilakukan oleh atlet pemanjat tebing ialah
berlatih lari teratur dengan menerapkan program latihan yang telah
disusun. Penulis mempunyai suatu program latihan yang hasilnya cukup
memadai dan pernah diterapkan ketika mempersiapkan pendakian pegunungan
Alpen yang pertama, 1985, dan yang kedua, 1986. Secara teratur penulis
latihan lari pada siang hari dengan jarak yang bervariasi.
Mengapa siang hari? Pada siang hari lapisan udara
dipermukaan tanah ataupun jalan aspal menjadi lebih renggang
dibandingkan dengan lapisan udara diatasnya akibat sinar matahari. Ini
berarti kadar oksigen juga menipis. Keadaan ini sama dengan keadaan di
gunung yang tinggi. Pada gunung yang tinggi sering kali diperlukan
tabung oksigen untuk membantu pernapasan.
Dengan berlatih siang hari maka paru-paru akan dipaksa
bekerja lebih keras menghisap udara berkadar oksigen rendah. Pemaksaan
ini menyebabkan kemampuan paru-paru dalam menghisap udara semakin besar.
Peningkatan kemampuan paru-paru berpengaruh terhadap daya tahan organ
tubuh manusia. Semakin banyak kadar oksigen dapat dihisap dan diedarkan
ke seluruh jaringan tubuh melalui proses pembakaran, semakin baik daya
tahan tubuh seseorang.
Tabel
Program Latihan Lari
Jarak (meter)
|
Waktu (menit)
|
Frekuensi/Minggu
|
1600
|
8.30 - 9.30
|
1x
|
2400
|
12.00 - 13.00
|
1x
|
3200
|
17.00 - 18.00
|
1x
|
Mengingat olah raga ini menuntut kekuatan
otot tubuh, terutama tangan, maka selain berlatih lari juga diperlukan
latihan memperkuat otot. Caranya ialah dengan latihan beban (weight training). Latihan
beban dapat dilakukan dengan dua cara :
1. memanfaatkan berat tubuh sendiri
seperti pull-up, push-up,dan
bergelantungan dengan kedua tangan
2. dengan bantuan peralatan seperti
barbel dan dambel.
Untuk lebih mudahnya, ikuti petunjuk latihan beban dibawah ini
yang disusun dalam satu seri latihan dengan selang istirahat 2 menit
untuk setiap jenis latihan yang dilakukan. Diharapkan, setelah
menjalankan program ini selama beberapa waktu, jarak istirahat semakin
diperpendek. Dan latihan dapat dilakukan lebih dari dua seri, sampai
akhjirnya kemampuan tangan dalam menahan beban semakin besar.Program latihan bagi
para pemula
jenis latihan
|
banyaknya
|
selang
istirahat
|
pull-up
|
5x
|
2 menit
|
push-up
|
10x
|
2 menit
|
sit-up
|
10x
|
2 menit
|
Setelah merasa
mampu, tingkatkan latihan beban dengan cara mempersingkat selang
istirahat dan memperbanyak tiap jenis latihan. Kemudian buatlah beban
untuk latihanpull-up. Beban ini bisa dibuat dari pasir yang
dimasukkan ke kantong atau besi pemberat yang diketahui beratnya.
Gantungkan dengan tali ke tubuh setiap kali latihan pull-up. Guna latihan ini
untuk melatih kemampuan otot tangan dalam mengangkat beban berat. Latihan dilakukan bertahap dengan berat
beban yang semakin bertambah.
Selain lari dan latihan beban, ada sebuah metode latihan yang
efektif yaitu dengan membuat tebing tiruan dari batu yang ditempelkan
pada dinding ataupun dengan melubangi dinding. Inilah yang disebut
dengan Climbing Wall,
memanjat tembok.
Climbing Wall merupakan sarana latihan yang mudah dibuat
dan bermanfaat untuk melatih keseimbangan, menambah kekuatan otot, daya
tahan, dan meningkatkan ketrampilan pemanjat tebing. DenganClimbing
Wall
seseorang
dapat meningkatkan frekuensi berlatihnya mengingatClimbing Wall dapat dibuat di sembarang
dinding. Baik dinding kamar ataupun dinding pagar.
Yang perlu diperhatikan dalam membuat Climbing Wall, yaitu
penempatan batu dan lubang pada dinding. Hendaknya diusahakan agar Climbing Wall yang dibuat tidak hanya melatih
satu gerak memanjat yang monoton. Variasi penempatan batu dan lubang
akan lebih terasa manfaatnya.
Meskipun frekuensi berlatih diClimbing Wall tinggi namun jangan lupa bahwa
cara terbaik untuk memanjat tebing ialah memanjat tebing yang
sesungguhnya.Climbing Wall hanya
berperan sebagai penunjang. Kesulitan yang didapat diClimbing Wall dapat diatur menurut selera
pembuat tentu berlainan dengan kesulitan di tebing yang sesungguhnya.
Seperti pada video di bawah ini :